(Book Review) Boy Toy

Judul Buku        : Boy Toy
Penulis               : aliaZalea
Desain Cover    : Martin Dima
Penerbit             : PT.Gramedia Pustaka Utama
Cetakan ke-1     : 25 April 2017
ISBN                    : 978-602-03399-1-7
Halaman            :384 hal

Harga                  : Rp 88.000,- (Yes24Book)

Blurb

Ada tiga kata yang Lea yakin tidak akan pernah diasosiasikan dengan dirinya: BOYBAND, BRONDONG, dan ABG. Sampai dia bertemu Taran, personel boyband paling ngetop se-Indonesia, yang superbrondong.

Untuk pertama kalinya Lea memahami ungkapan “never say never”, terutama ketika Taran jelas-jelas mulai mengejarnya. Dan Lea, dosen bergelar Ph.D., tiba-tiba jadi seperti ABG yang ngefans berat pada brondong personel boyband.

Saat melihat buku ini, berseliweran di timeline  saya penasaran ingin membacanya. Kisah cinta beda usia antara seorang wanita dengan laki-laki yang usianya jauh di bawahnya. Latar belakang sebagai dosen dan anak band, kayanya unik untuk dikupas.

Ini karya aliaZalea pertama yang kubaca, dan kesan pertama membaca karyanya saya suka dengan buku ini, sense of humornya lumayan menghibur. Mungkin setelah ini saya akan mencari karyanya yang lain.

Saya terhibur dengan alur cerita dan joke yang dibuatnya, buku ini lumayan mendinginkan isi kepalaku, setelah sebelumnya membaca buku sastra yang cukup membuat kening berkerut

“Dan sebagai informasi saja, boyband dan brondong itu not bad lho. Tergantung selera” ( hal: 34)

Tokoh utama adalah Taran, personil boyband PENTAGON usia 24 tahun, dan Lea , Dosen ilmu biologi , bergelar Phd berusia 33 tahun. Usia mereka terpaut 8 ( delapan) tahun. Tema tentang kisah cinta beda usia, dimana perempuan lebih tua dibanding laki- laki, kayanya lagi trend. Baru-baru ini di dunia maya, dihebohkan dengan gosip artis Bastian Steel (17) tahun dengan Chelse Islan (23) tahun. Netizen tidak rela kalau mereka pacaran, mereka menganggap sangat jomplang.  Atau kisah cinta sejati pada diri Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menikah dengan wanita yang lebih tua 24 tahun. Cinta kan tidak bisa di arahkan kemana anak panahnya akan menembus sasaran kan..:)

oke..kembali ke kisah Lea dan Taran

Kisah perkenalan Lea dan Taran, tidak terlalu istimewa..yaitu mereka tidak sengaja bertabrakan. Pertemuan tersebut membuat Taran penasaran tentang Lea. Sosok Lea berbeda dengan wanita pada umumnya, yang biasanya akan berteriak histeris saat bertemu dengan anggota boyband Pentagon, Lea justru cenderung menghindarinya. Sebenarnya Lea tidak terlalu tahu tentang boy band yang lagi naik daun tersebut. Sikap Taran yang mengejar -ngejar Lea dengan memberikan tiket VVIP & backstage pass konsernya kepada Lea dan Bell teman dekatnya, atau saat Taran nyaris pingsan saat menemani Lea jogging, dan di saat lain bersedia menemani Lea makan siang di warung pinggir jalan. Semua hal manis yang diperbuat Taran akhirnya membuat hati Lea tergetar dan membuka hatinya.

Cara dia menatap lo, seakan lo mataharinya. Cowok kayak begitu nggak akan pernah menyia-nyiakan lo. (hal : 231)

Dialog dan adegan saat Taran pendekatan dengan Lea, cukup menghibur. Obrolan yang ringan dan terkesan main-main tetapi pas pada sasaran sering membuatku tersenyum.

Dan dia menerima gue apa adanya. Segala kegilaan dan mood gue yang lo tahu suka susah dimengerti (hal : 229)

Pengejaran Taran memang membuahkan hasil, tetapi konflik terjadi pada hubungan keduanya. Berawal dari pembicaran ibunya Taran yang tidak setuju , Taran pacaran dengan Lea, karena usianya yang jauh berbeda. Konflik berlanjut yang disertai konflik batin pada diri Lea. Dan ini yang memicu konflik besar dalam hubungan mereka. Serangan dari para haters yang tidak menyukai hubungan idolanya dengan Lea ditambah dengan Lea yang belum dapat melupakan trauma masa lalunya.  Akankah Taran dan Lea tetap bersama? atau memilih mengakhiri hubungan mereka?

Saya tidak terlalu terkejut membaca ending cerita ini, memang sudah ada dalam pikiranku. Termasuk alasan misterius saat mantan tunangan Lea membatalkan sepihak acara pertunangan mereka. Alasan ini saya pernah membaca beberapa kali dalam novel lain.  Awalnya saya agak woried saat membaca label novel dewasa, kupikir ada “adegan dewasa“nya yang vulgar. Baiknya memang jangan dibaca untuk yang masih dibawah tujuh belas tahun, dialog yang kadang vulgar atau adegan pelukan dan ciuman yang intens pastinya tidak pas untuk di konsumsi. Dan saya juga kurang cocok dengan penulis yang mempunnyai konsep boleh tinggal serumah apabila telah berpacaran atau tunangan padahal belum resmi menikah, kupikir budaya Indonesia masih menjaga hal tersebut.

Buku ini bukan hanya berkisah tentang cinta beda usia, tetapi kisah persahabatan sejati antara anggota personil boyband Pentagon yang sangat manis atau persahabatan Bell dan Lea , mereka bukan hanya teman profesional dalam bekerja, tetapi sahabat dan saudara. Saya suka dengan cara mereka mensupport satu sama lain ketika ada yang sedang down atau bermasalah, mereka menggunakan istilah frientervention. 

Interaksi keluarga juga sedikit dikupas dalam buku ini, bagaimana hubungan Taran dengan ibu, ayah dan adik tirinya. Perlakuan Taran pantas dijadikan teladan, dia sangat menyayangi adik-adiknya yang berjumlah enam orang, dan terjalinnya hubungan yang baik dengan ayah tirinya. Taran benar-benar tipe ideal, tampan, kaya, populer, familiy man, tetapi yang membuat Lea jatuh cinta bukan ketenaran atau kekayaanya.

Ada beberapa qoute yang cukup menginsiprasiku :

Bukan karena status kamu sebagai selebriti dan duit segambreng, tapi karena kamu orang baik yang peduli sama orang lain. (hal : 358 )

Intinya, jangan pernah underestimate dirimu dan segala kemampuanmu, oke ? (hal : 359)

Bahkan setelah kenal kamu, aku masih penasaran. Setiap hari aku menemukan hal-hal baru tentang kamu. Hal-hal yang bikin aku ngga bisa ngga cinta kamu  . (hal : 362)

 

Diterbitkan oleh siti nuryanti

I'm wife.. a mom with 2 kids and employee full time...but i always have time to read a books

2 tanggapan untuk “(Book Review) Boy Toy

Tinggalkan komentar